Kisah perjuangan guru di pelosok kalimantan utara untuk mencegah kerugian belajar

Risiko kehilangan belajar atau berkurangnya kemampuan belajar menghantui siswa selama pandemi COVID-19. Karena mereka harus menyelesaikan kursus pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Kisah-perjuangan-guru-di-pelosok-kalimantan-utara-untuk-mencegah-kerugian-belajar

Pandemi COVID-19 telah mengubah banyak aktivitas manusia, termasuk dalam proses belajar mengajar.

Hal ini juga dirasakan oleh seorang guru di pelosok Kalimantan utara (Kaltara) bernama Pranika Dian Dini.

Perempuan yang akrab disapa Dini ini adalah guru kelas 1 SD Negeri 008 Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Untuk mencapai tempat ini, dibutuhkan waktu 3 jam dari Tanjung Selor, pusat Kabupaten Bulungan.
Langkah-langkah guru cegah kehilangan belajar di Kaltara Langkah-langkah guru cegah kehilangan belajar di Kaltara Foto: Dok. sendiri
Baca juga:
Risiko kehilangan belajar menghantui siswa di masa pandemi

DetikEdu menceritakan perjuangannya kepada Dini untuk mencegah siswanya

kehilangan pelajaran. Baginya, kondisi di daerahnya tidak menjadi kendala untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar lebih lanjut.

Menurut perempuan kelahiran Juni 1994 itu, tantangan di PYY bukanlah bertemu dengan murid-muridnya. Dia juga memiliki kelas 1 sekolah dasar, yang tidak pernah diketahui oleh sekolah, sehingga sulit untuk mengajar tanpa tatap muka.

“Kondisinya berbeda dengan di kota ketika kelas 1 bisa membaca. Di desa ini semuanya dari 0, jadi saya pikir bagaimana cara mengajar anak ini, jadi tidak bisa tanpa pertemuan,” katanya kepada detikEdu. baru-baru ini.

Ia pun memeras otak untuk tetap bisa mengajar murid-muridnya di tengah pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan dengan memetakan keterampilan siswa sehingga mereka dapat mengajar sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Pemetaan dilakukan dengan mengikuti tes formatif, yaitu tes yang mengukur tingkat kemampuan membaca untuk memahami tulisan. Sementara itu, Dini mendapatkan metode pemetaan ini dari pelatihan yang diterimanya sebelum pandemi COVID-19.

Pelatihan yang diselesaikan lulusan Hubungan Internasional Universitas Mulawarman

ini dilaksanakan oleh dinas pendidikan setempat bekerjasama dengan Innovation for Indonesian School Children (INOVASI). Menurut Erix Hutasoit, petugas komunikasi INOVASI Kaltara, pelatihan pada dasarnya dilakukan untuk memudahkan guru mengajar sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

“Semua anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tes ini membuat mengajar lebih mudah bagi guru dengan mengetahui keterampilan mereka, ”jelasnya dalam wawancara dengan detikEdu.

Dengan metode pemetaan ini, Dini mampu meminimalisir risiko kerugian belajar bagi siswanya. Bahkan, dalam waktu tiga bulan ia sudah mendapatkan hasil peningkatan kemampuan membaca siswanya.

 

Lihat Juga :

gb whatsapp

gb whatsapp

gb whatsapp

gb whatsapp

gb whatsapp